Powered By Blogger

Jumat, 06 April 2012

pemasangan infuse


A.  PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE

-PENGERTIAN
Fungsi vena merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.
Pada kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga kesimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena. Lebih khusus, terapi intra vena di berikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra dan pasca bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena (pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan mediana kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti : vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
- PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
            Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan ini antara lain:
1)      Cairan infus
2)      Infus set
3)      jarum infuse (20-22G untuk dewasa, 24-26G untuk anak-anak)
4)      pengalas
5)      tourniquet (untuk membendung aliran darah vena)
6)      kapas alcohol
7)      plaster
8)      gunting
9)      pencukur rambut
10)  kassa steril
11)  betadin
12)  bengkok
13)  sarung tangan sekalipakai
14)  spolk (bila perlu)
- PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
  1. klien diberi penjelasan tenteng hal-hal yang dilakukan saat pemasangan infuse dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik.jika keadaan memungkinkan.
  2. pakaian klien pada daerah yang akan di pasang infuse, harus di buka (untuk mempermudah saat pemasangan infus) dan mencari venanya
  3. identifikasi vena yang dapat di akses untuk tempat pemasangan jarum IV atau kateter :
    1. hindari daerah penonjolan tulang
    2. gunakan vena dibagian yang paling distal terlebih dahulu
    3. hindarkan pemasangan selang intra vena di pergelangan tangan klien, di daerah yang mengalami peradangan, di ekstermitas yang sensasinya menurun.
  4. bila pada lingkungan banyak klien, perlu dipasang sampiran.
- CARA KERJA
  1. siapkan peralatan dan bawa ke dekat klien
  2. cuci tangan
  3. siapkan cairan infuse dan infuse set
    1. buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik aseptic
R = mencegah kontaminasi pada objek steril
  1.  
    1. periksa larutan dengan menggunaan “lima tepat” :
  • tepat klien
  • tepat obat (tanggal kadaluarsa)
  • waktu
  • dosis (tetesan infuse yang di butuhkan)
  • rute (jalan yang diberikan melalui IV)
Yakinkan tambahan resep (missal : kalium dan vitamin) telah di tambahkan. Observasi kebocoran kantung cairan.
R = larutan IV adalah obat dan harus dengan hati-hati diperiksa untuk mengurangi resiko kesalahan. Larutan yang berubah warna , mengandung partikel, atau kadaluarsa tidak di gunakan. Kebocoran kantung menunjukkan kesempatan kontaminasi dan tidak boleh di gunakan.
  1.  
    1. buka penutup botol invus dan buka set infuse dengan mempertahankan sterilitas dari kedua ujung.
R = mencegah bakteri masuk ke peralatan infuse dan aliran darah.
  1.  
    1. tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm di bawah ruang drip dan gerakkan klem rol pada posisi “off”
R = kedekatan klem rol pada ruang drip memungkinkan pengaturan lebih akurat tentang kecepatan aliran. Gerakkan klem pada “off” mencegah penetesan cairan pada klien, perawat, tempat tidur, atau lantai.
  1.  
    1. lepaskan pembungkus lubang slang IV pada kantung larutan IV plastic. Tusukkan set infuse ke dalam kantung cairan atau botol.
R = memberi akses untuk insersi slang infuse ke dalam larutan
NB=jangan menyentuh jarum penusuk botol infuse karena bagian ini steril.jika misal jarum jatuh kelantai, buang slang IV tersebut dang anti dengan yang baru.
  1.  
    1. aliran larutan IV pada slang infuse. Tekan ruang drip dan lepaskan, ini memungkinkan pengisian 1/3 sampai ½ penuh.
R = menjamin slang bersih dari udara sebelum penyambungan ke IV, dan mencegah udara masuk ke dalam slang.
  1.  
    1. pelindung jarum tidak di lepas dan lepaskan klem rol untuk memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui slang ke adapter jarum. Kembalikan klem rol ke posisi “off” setelah slang terisi.
R = pengisian lambat slang menurunkan turbelens dan terbentuknya gelembung. Keluarkan udara dari slang dan biarkan slang terisi larutan. Penutupan klem mencegah kehilangan cairan yang tidak sengaja.
  1.  
    1. Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara.
R = gelembung udara besar dapat bertindak sebagai emboli
  1. Pasang perlak
  2. Jika ada rambut, cukur daerah tersebut ± 2 inchi / 5cm
R = Mengurangi resiko kontaminasi dari bakteri pada rambut. Juga membantu mempertahankan keutuhan balutan intra vena dan membuat pelepasan plester tidak terlalu menimbulkan nyeri. Pencukuran dapat menyebabkan mikroabrasi dan menjadi predis posisi terjadinya infeksi ( metheny,1996).
  1. Apabila memungkinkan, letakkan ekstermitas pada posisi dependen ( dalam keadaan ditompang sesuatu).
R = Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat dilihat.
  1. Siapkan alat2 yang tidak steril:
a)      Pasang perlak dibawah tangan/area yang akan di infuse
b)      Siapkan plester ukuran 1.25 panjang ± 9cm
c)      Siapkan kasa steril
d)      Buka insersi bevel
R =  untuk mempermudah saat melakukan tindakan
  1. pasang tourniquet ± 5-7 inchi / 10-15 cm di atas / di daerah yang akan ditusuk
R = tourniquet menekan aliran balik vena tetapi tidak menyumbat aliran arteri.
  1. Kenakan sarung tangan (tangan kanan steril tangan kiri bersih)
R = mengurangi pemaparan pada organisme HIV , hepatitis dan organismme yang di tularkan melalui darah.
  1. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alcohol dengan arah melingkar dari tengah ketepi
R = agar terhindar dari mikroorganisme / tidak terkontaminasi
  1. Lakukan fungsi vena. Fiksasi vena dg meregangkan kulit berlawanan dg arah insersi 5-7 cm dari arah distal ke tempat fungsi vena
a)      ONC = insersi bevel (bagian ujung jarum yang miring) dg membentuk sudut 20-30 derajat searah dg aliran balik darah vena distal terhadap tempat fungsi vena yang sebenarnya.
R = memungkinkan perawat menempatkan jarum  menjadi  pararel dg vena sehingga saat vena difungsi,resiko menusuk vena sampai tembus keluarr berkurang
  1. Lihat aliran balik melalui srelang jarum aliran balik darah di ONC,yang mengindikasikan bahwa jarum telah memasuki vena. Jika sudah terasa pas masuk ke vena  insersi bevel di landaikan dan di masukkan sampai penuh
R=penggunaan jari yang sama mempengaruhi terjadinya sensitifitas terhadap kajian yang lebih baik tentang kondisi vena.Rendahkan jarum sampai hamper menyentuih kulit. Masukkan lagi kateter sekitar seperempat inci ke dalam vena dan kemudian longgarkan stylet(bagian pangkal jarum yang di masukkan ke vena)
  1. Stabilkan kateter dg salah satu tangan ,lepaskan tourniquet dan lepaskan stylet dari ONC, tekan ujung area penusukan.
R = Mengurangi aliran balik darah
  1. Hubungkan adapter jarum infuse ke hub ONC atau jarum. Jangan sentuh titik masuk adapter jarum atau bagian dalam hub ONC .
R = dengan menghubungkan set infuse dengan tepat,kepatenan vena dicapai. Mempertahankan sterilisasi.
  1. Lepaskan klem penggeser untuk memulai aliran infuse dengan kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepetenan selang intra vena.
R= Memungkinkan aliran vena dan mencegah obstruksi aliran larutan IV.
  1. Fiksasi kateter IV atau jarum:
    1. Lepaskan sarung tangan sebelah kiri
R = agar plester tidak menempel pada sarung tangan.
  1.  
    1. Tempelkan plester kecil(1-25 cm) di bawah hub kateter dg sisi perekat kearah dan silangkan plester diatas hub.
R : Mencegah kateter lepas darivena tanpa sengaja.
  1.  
    1. Berikan sedikit larutan atau salep yodium-povidin pada tempat pungsi vena. Biarkan larutan mengering sesuai dengan kebijakan lembaga.
R : Larutan atau salep yodium-povidin merupakan antiseptic topical yang mengurangi bakteri pada kulit dan mengurangi resiko infeksi local atau sistemik. Apabila menggunakan balutan trasparan, larutan yodium-povidin direkomendasikan ; salep mengganggu perekatan balutan pada kulit.
  1.  
    1. Tempelkan plester kecil yang kedua, langsung silangkan ke hub kateter.
R : Mencegah terlepasnya infuse IV secara tidak sengaja
  1.  
    1. tempatkan kasa balutan yang berukuran 4 cm di atas fungsi vena dan hub kateter. Jangan menutupi hubungan antara selang intravena dan hub kateter. Tempelkan 2 lembar plaster mengikuti panjang kasa atau sepanjang 9 cm. sarung tangan dapat di lepas supaya tidak menempel ke plaster
    2. Fiksasi selang infuse ke kateter dengan sepotong plester berukuran 2,5 cm.
R : Menstabilkan hubungan infuse dengan kateter lebih lanjut.
  1. Buang sarung tangan dan rapikan alat yang sudah di gunakan ,selanjutnya cuci tangan
R = mengurangi penularan mikroorganisme
  1. Tulis tanggal ,waktu pemasangan selang IV ,ukuran jarum, dan tanda tangan serta inisial perawat pada plaster.
R = Memberikan data yang cepat tentang tanggal insersi IV dan dapat di ketahui penggatian balutan selanjutnya
  1. Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per menit
R =R memoertahankan kecepatan aliran larutan IV yang benar
  1. Observasi klien setiap jam untuk menentukan responnya terhadap terapi cairan:
    1. Jumlah larutan benar dan sesuai dangan program yang ditetapkan
    2. Kecepatan aliran benar (tetesan  per menit )
    3. Kepatenan intra vena
    4. Tidak terdapat infiltrasi, flebitis atau inflamasi.
R = memberikan evaluasi type dan jumlah cairan yang di berikan kepada klien secara berkesinambungan. inspeksi per jam mencegah terjadinya beban cairan berlebih tanpa sengaja atau hidrasi yang tidak adekuat
  1. Evaluasi
Setelah di lakukan pemasangan infuse pada klien, tidak terlihat atau terdapat tanda-tanda peradangan.
B. TRANFUSI DARAH
-Pengertian
Transfusi Darah - Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi.
Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan post partum, kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan atau curah jantung menurun.
Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak).
-Tujuan Transfusi Darah
  1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi).
  2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
  3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
-Alat dan Bahan Transfusi Darah
            Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan ini antara lain:
  1. Standar Infus
  2. Set Transfusi (Tranfusi Set)
  3. Botol berisi NaCl 0,9%
  4. Produk darah yang benar sesuai program medis
  5. Pengalas
  6. Torniket
  7. Kapas alkohol
  8. Plester
  9. Gunting
  10. Kassa steril
  11. Betadine
  12. Sarung tangan
-Prosedur Kerja Transfusi Darah
  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  2. Cuci tangan
  3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfusi darah
  4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
  5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
  6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
  7. Buka set pemberian darah
    1. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
    2. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
  8. Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
    1. Tusuk kantong NaCl 0,9%
    2. Isi slang dengan NaCl 0,9%
    3. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
    4. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
    5. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian)
    6. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%
    7. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah
  9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
    1. Tusuk kantong darah
    2. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi sebagian
    3. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
  10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
  11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
  12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
  13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
  14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar