A. PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE
-PENGERTIAN
Fungsi vena merupakan tekhnik
penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti
angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.
Pada
kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi
kebutuhan cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra
vena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk
menjaga kesimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi
dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi
media untuk pemberian obat melalui vena. Lebih khusus, terapi intra vena di
berikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra dan pasca
bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
Pemberian
cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan
atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena (pembuluh darah
pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan mediana
kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti
: vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien
yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi
darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
- PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat
dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan ini antara lain:
1)
Cairan infus
2)
Infus set
3)
jarum infuse (20-22G untuk dewasa, 24-26G untuk anak-anak)
4)
pengalas
5)
tourniquet (untuk membendung aliran darah vena)
6)
kapas alcohol
7)
plaster
8)
gunting
9)
pencukur rambut
10) kassa steril
11) betadin
12) bengkok
13) sarung tangan sekalipakai
14) spolk (bila perlu)
- PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
- klien diberi penjelasan tenteng hal-hal yang dilakukan
saat pemasangan infuse dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik.jika
keadaan memungkinkan.
- pakaian klien pada daerah yang akan di pasang infuse,
harus di buka (untuk mempermudah saat pemasangan infus) dan mencari
venanya
- identifikasi vena yang dapat di akses untuk tempat
pemasangan jarum IV atau kateter :
- hindari daerah penonjolan tulang
- gunakan vena dibagian yang paling distal terlebih
dahulu
- hindarkan pemasangan selang intra vena di pergelangan
tangan klien, di daerah yang mengalami peradangan, di ekstermitas yang
sensasinya menurun.
- bila pada lingkungan banyak klien, perlu dipasang
sampiran.
- CARA KERJA
- siapkan peralatan dan bawa ke dekat klien
- cuci tangan
- siapkan cairan infuse dan infuse set
- buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik aseptic
R = mencegah kontaminasi pada objek
steril
- periksa larutan dengan menggunaan “lima tepat” :
- tepat klien
- tepat obat (tanggal kadaluarsa)
- waktu
- dosis (tetesan infuse yang di butuhkan)
- rute (jalan yang diberikan melalui IV)
Yakinkan tambahan resep (missal :
kalium dan vitamin) telah di tambahkan. Observasi kebocoran kantung cairan.
R = larutan IV adalah obat dan harus
dengan hati-hati diperiksa untuk mengurangi resiko kesalahan. Larutan yang
berubah warna , mengandung partikel, atau kadaluarsa tidak di gunakan.
Kebocoran kantung menunjukkan kesempatan kontaminasi dan tidak boleh di
gunakan.
- buka penutup botol invus dan buka set infuse dengan
mempertahankan sterilitas dari kedua ujung.
R = mencegah bakteri masuk ke
peralatan infuse dan aliran darah.
- tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm di bawah ruang
drip dan gerakkan klem rol pada posisi “off”
R = kedekatan klem rol pada ruang drip
memungkinkan pengaturan lebih akurat tentang kecepatan aliran. Gerakkan klem
pada “off” mencegah penetesan cairan pada klien, perawat, tempat tidur, atau
lantai.
- lepaskan pembungkus lubang slang IV pada kantung
larutan IV plastic. Tusukkan set infuse ke dalam kantung cairan atau
botol.
R = memberi akses untuk insersi
slang infuse ke dalam larutan
NB=jangan menyentuh jarum penusuk
botol infuse karena bagian ini steril.jika misal jarum jatuh kelantai, buang
slang IV tersebut dang anti dengan yang baru.
- aliran larutan IV pada slang infuse. Tekan ruang drip
dan lepaskan, ini memungkinkan pengisian 1/3 sampai ½ penuh.
R = menjamin slang bersih dari udara
sebelum penyambungan ke IV, dan mencegah udara masuk ke dalam slang.
- pelindung jarum tidak di lepas dan lepaskan klem rol
untuk memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui slang ke
adapter jarum. Kembalikan klem rol ke posisi “off” setelah slang terisi.
R = pengisian lambat slang
menurunkan turbelens dan terbentuknya gelembung. Keluarkan udara dari slang dan
biarkan slang terisi larutan. Penutupan klem mencegah kehilangan cairan yang
tidak sengaja.
- Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara.
R = gelembung udara besar dapat
bertindak sebagai emboli
- Pasang perlak
- Jika ada rambut, cukur daerah tersebut ± 2 inchi / 5cm
R = Mengurangi resiko kontaminasi
dari bakteri pada rambut. Juga membantu mempertahankan keutuhan balutan intra
vena dan membuat pelepasan plester tidak terlalu menimbulkan nyeri. Pencukuran
dapat menyebabkan mikroabrasi dan menjadi predis posisi terjadinya infeksi (
metheny,1996).
- Apabila memungkinkan, letakkan ekstermitas pada posisi
dependen ( dalam keadaan ditompang sesuatu).
R = Memungkinkan dilatasi vena
sehingga vena dapat dilihat.
- Siapkan alat2 yang tidak steril:
a)
Pasang perlak dibawah tangan/area yang akan di infuse
b)
Siapkan plester ukuran 1.25 panjang ± 9cm
c)
Siapkan kasa steril
d)
Buka insersi bevel
R = untuk mempermudah saat
melakukan tindakan
- pasang tourniquet ± 5-7 inchi / 10-15 cm di atas / di
daerah yang akan ditusuk
R = tourniquet menekan aliran balik
vena tetapi tidak menyumbat aliran arteri.
- Kenakan sarung tangan (tangan kanan steril tangan kiri
bersih)
R = mengurangi pemaparan pada
organisme HIV , hepatitis dan organismme yang di tularkan melalui darah.
- Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alcohol dengan
arah melingkar dari tengah ketepi
R = agar terhindar dari
mikroorganisme / tidak terkontaminasi
- Lakukan fungsi vena. Fiksasi vena dg meregangkan kulit
berlawanan dg arah insersi 5-7 cm dari arah distal ke tempat fungsi vena
a) ONC
= insersi bevel (bagian ujung jarum yang miring) dg membentuk sudut 20-30
derajat searah dg aliran balik darah vena distal terhadap tempat fungsi vena
yang sebenarnya.
R = memungkinkan perawat menempatkan
jarum menjadi pararel dg vena sehingga saat vena difungsi,resiko
menusuk vena sampai tembus keluarr berkurang
- Lihat aliran balik melalui srelang jarum aliran balik darah
di ONC,yang mengindikasikan bahwa jarum telah memasuki vena. Jika sudah
terasa pas masuk ke vena insersi bevel di landaikan dan di masukkan
sampai penuh
R=penggunaan jari yang sama
mempengaruhi terjadinya sensitifitas terhadap kajian yang lebih baik tentang
kondisi vena.Rendahkan jarum sampai hamper menyentuih kulit. Masukkan lagi
kateter sekitar seperempat inci ke dalam vena dan kemudian longgarkan
stylet(bagian pangkal jarum yang di masukkan ke vena)
- Stabilkan kateter dg salah satu tangan ,lepaskan tourniquet
dan lepaskan stylet dari ONC, tekan ujung area penusukan.
R = Mengurangi aliran balik darah
- Hubungkan adapter jarum infuse ke hub ONC atau jarum.
Jangan sentuh titik masuk adapter jarum atau bagian dalam hub ONC .
R = dengan menghubungkan set infuse
dengan tepat,kepatenan vena dicapai. Mempertahankan sterilisasi.
- Lepaskan klem penggeser untuk memulai aliran infuse
dengan kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepetenan selang intra
vena.
R= Memungkinkan aliran vena dan
mencegah obstruksi aliran larutan IV.
- Fiksasi kateter IV atau jarum:
- Lepaskan sarung tangan sebelah kiri
R = agar plester tidak menempel pada
sarung tangan.
- Tempelkan plester kecil(1-25 cm) di bawah hub kateter
dg sisi perekat kearah dan silangkan plester diatas hub.
R : Mencegah kateter lepas darivena
tanpa sengaja.
- Berikan sedikit larutan atau salep yodium-povidin pada
tempat pungsi vena. Biarkan larutan mengering sesuai dengan kebijakan
lembaga.
R : Larutan atau salep
yodium-povidin merupakan antiseptic topical yang mengurangi bakteri pada kulit
dan mengurangi resiko infeksi local atau sistemik. Apabila menggunakan balutan
trasparan, larutan yodium-povidin direkomendasikan ; salep mengganggu perekatan
balutan pada kulit.
- Tempelkan plester kecil yang kedua, langsung silangkan
ke hub kateter.
R : Mencegah terlepasnya infuse IV
secara tidak sengaja
- tempatkan kasa balutan yang berukuran 4 cm di atas
fungsi vena dan hub kateter. Jangan menutupi hubungan antara selang
intravena dan hub kateter. Tempelkan 2 lembar plaster mengikuti panjang
kasa atau sepanjang 9 cm. sarung tangan dapat di lepas supaya tidak menempel
ke plaster
- Fiksasi selang infuse ke kateter dengan sepotong
plester berukuran 2,5 cm.
R : Menstabilkan hubungan infuse
dengan kateter lebih lanjut.
- Buang sarung tangan dan rapikan alat yang sudah di
gunakan ,selanjutnya cuci tangan
R = mengurangi penularan
mikroorganisme
- Tulis tanggal ,waktu pemasangan selang IV ,ukuran
jarum, dan tanda tangan serta inisial perawat pada plaster.
R = Memberikan data yang cepat
tentang tanggal insersi IV dan dapat di ketahui penggatian balutan selanjutnya
- Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per
menit
R =R memoertahankan kecepatan aliran
larutan IV yang benar
- Observasi klien setiap jam untuk menentukan responnya
terhadap terapi cairan:
- Jumlah larutan benar dan sesuai dangan program yang
ditetapkan
- Kecepatan aliran benar (tetesan per menit )
- Kepatenan intra vena
- Tidak terdapat infiltrasi, flebitis atau inflamasi.
R = memberikan evaluasi type dan
jumlah cairan yang di berikan kepada klien secara berkesinambungan. inspeksi
per jam mencegah terjadinya beban cairan berlebih tanpa sengaja atau hidrasi
yang tidak adekuat
- Evaluasi
Setelah di lakukan pemasangan infuse
pada klien, tidak terlihat atau terdapat tanda-tanda peradangan.
B. TRANFUSI DARAH
-Pengertian
Transfusi
Darah - Transfusi darah merupakan
tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien yang membutuhkan darah dan/atau
produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
transfusi.
Pemberian
transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki
kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien
yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan post partum,
kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit
cairan atau curah jantung menurun.
Dalam
pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah
melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah
(terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak).
- Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma atau heragi).
- Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
- Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi
sulih (misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan
pada pasien hemofilia).
-Alat dan
Bahan Transfusi Darah
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan ini
antara lain:
- Standar Infus
- Set Transfusi (Tranfusi Set)
- Botol berisi NaCl 0,9%
- Produk darah yang benar sesuai program medis
- Pengalas
- Torniket
- Kapas alkohol
- Plester
- Gunting
- Kassa steril
- Betadine
- Sarung tangan
-Prosedur
Kerja Transfusi Darah
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk
digunakan setelah transfusi darah
- Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y'
atau tunggal).
- Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
- Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah :
periksa kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan
identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
- Buka set pemberian darah
- Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
- Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
- Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
- Tusuk kantong NaCl 0,9%
- Isi slang dengan NaCl 0,9%
- Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke
kantong NaCl 0,9%
- Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
- Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
(biarkan ruang filter terisi sebagian)
- Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang
terisi NaCl 0,9%
- Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar
sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan
yang tersedia dan buka klem pada slang dan filter terisi darah
- Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
- Tusuk kantong darah
- Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
sehingga filter terisi sebagian
- Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
- Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka
klem pengatur bawah
- Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit
selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
- Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl
0,9%
- Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar