KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Allah SWT yang mana pada waktu ini Allah telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami dan kami telah menyelesaikan makalah kami
dengan sederhana.
Dan shalawat kepada janjungan
kita yaitu Nabi Muhammad SAW, dengan berkat beleiau kita telah terarah kepada
tempat yang baik samapi sekarang dan juga kepada sahabat beliau yang sama-sama
memperjuangkan agama Islam di masa Jahiliah sehingga berkembangnya Islam
kesuluruh dunia.
Dalam penulisan makalah kami
sangat banyak kekurangan dan kesalahan oleh karenanya kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca supaya makalah kami menjadi benar karna kami baru
belajar dalam hal membuat makalah. Atas perhatiannya saudara pada makalah kami
ucapkan banyak terima kasih.
Alue Awe, 29 November 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B.
Tujuan..................................................................................... 1
BAB II. TINDAKAN KEPERAWATAN ......................................... 2
A.
Pemberian
Huknah................................................................. 3
B.
Pemberian
Gliserin Per Rektal............................................... 6
C.
Pemberian
Suppositoria......................................................... 9
BAB III. PENUTUP ............................................................................. 10
- Kesimpulan ................................................................................. 10
- Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam hal
ini perawat harus mampu memahami dan mengerti tentang bagaimana cara membantu
pasien yang susah BAB dengan benar dan teliti dan juga agar perawat dapat
memahami manfaat serta indikasi dan kontra indikasi dan melakukan huknah,
gliserin dan suppositoria. Memungkinkan perawat untuk melakukan dengan benar
terhadap bagaimana melakukan tindakan huknah, gliserin dan suppositoria kepada
pasien.
- Tujuan
Tujuan adanya makalah ni adalah agar
mahasiswa/mahasiswi kesehatan mampu untuk :
1.
Menjelaskan pengertian huknah, gliserin dan
suppositoritas.
2.
Menjelaskan persiapan alat.
3.
Dapat melaksanakan prosedur dari tindakan pemberian
huknah, gliserin dan suppositoritas.
BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pengertian Huknah
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat melalui
anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flaktus. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara
kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative ( untuk mengobati flakulance
), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran. Dua jenis dari cleaning anema
adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema ( huknah rendah ). High enema
diberikan untuk membersihkn kolon sebanyak mungkin, sering diberikan sekitar
1000ml larutan orang dewasa dan posisi klien berubah dari posisi lateral kiri
ke posisi dorsal recumbeng dan kemudian ke posisi lateral kanan selama
pemberian ini agar cairan dapat turun ke usus besar, cleaning enema paling
efektif jika diberikan dalam waktu 5 – 10 menit.
Low enema diberikan hanya
untuk membersih kan rektum dan kolon sigmoid. Sekitar 500 mL larutan diberikan
pada orang dewasa dan klien dipertahankan pada posisi ke kiri selama pemberian.
Tujuan
1. Untuk membersihkan usus.
2. Untuk pengobatan.
3. Membantu menegakkan diagnosa.
Indikasi
1. Untuk persiapan pemeriksaan radiologi.
2. Untuk persiapan opoerasi.
3. Pada ibu yang akan melahirkan.
Kontraindikasi
1. Tumor.
2. Hemoroid (ambien).
2. Carminatine
Enema
Carminatina enema terutama diberikan
untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke dalam rektum
untuk dimasukkan gas dimana ia merenggangkan rektum dan kolon, kemudian
merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60 – 180 mL.
3. Retention
Enema
Retention enema yaitu
dimasukkan oil (pelumas) ke dalam rektum dan kolon sigmoid, pelumas tersebut
tertahan untuk suatu waktu yang lama (1–3jam), ia bekerja untuk melumasi rektum
dan kanal anal yang akhirnya memudahkan jalannya feses.
4. Enema
Yang Mengembalikan Aliran
Enema yang mengembalikan
aliran kadang – kadang mengarah pada pembilasan kolon, digunakan untuk
mengeluarkan flatus. Ini adalah pemasukan cairan yang berulang ke dalam rektum
dan pengaliran cairan dari rektum.
Pemberian enema merupakan
prosedur yang relatif mudah untuk klien. Bahaya utama adalah iritasi sabun dan
efek negatif dari larutan hypertonik atau hipotania.
A.
PEMBERIAN HUKNAH
1.
HUKNAH RENDAH
Huknah rendah adalah tindakan
keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan
menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah
dilaksanakan sebelum operasi ( persiapan pembedahan ) dan pasien yang mengalami
obstipasi.
Tujuan
1. Mengosokkan usus pada pra – pembedahan
untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung,
seperti BAB.
2. Merangsang buang air besar atau merangsang
pristaltik usus untuk mengeluarkan fedses karena kesulitan untuk defekasi (
pada pasien sembelit ).
Alat dan bahan
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan
klem
3. Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu
40,5° – 43° C )
4. Bengkok
5. Jeli
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tisu
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien.
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila
pasien dirawat di bangsal umum.
4. Atur posisi pasien dengan posisisi sims
kiri.
5. Pasang pengalas dibawah area gluteal.
6. Siapkan bengkok di dekat pasien.
7. Irigator diisi cairan hangat dan hubungkan
kanula rektal. Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan
keluarkan air ke bengkok dan beri jeli pada kanula.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke dalam
rektum ke arah kolon desendens sambil pasien diminta menarik napas dan pegang
irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Air yang dialirkan
sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defikasi.
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar
rasa ingin defikasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Bila pasien
tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan
keringkan denagn tisu.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12. Catat jumlah feses yang keluar, warna,
kepadatan dan respon pasien.
2.
HUKNAH TINGGI
Huknah tinggi adalah tindakan
memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens dengan menggunakan kanula
usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan umum.
Tujuan
Menggosokkan usus untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi dilakukan
atau pengosongan sebagai tindak diagnostik / pembedahan.
Alat dan bahan
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan
klem
3. Cairan hangat ( 700 – 1000 ml dengan suhu
40,5° – 43° C )
4. Bengkok
5. Jeli
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tisu
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien.
2. Cuci tangan.
3. Atur ruangan dengan meletakkan sampiran
bila pasien berada dalam bangsal umum atau bila pasien dirawat di ruang privat,
cukup dengan menutup pintu kamar.
4. Atur posisi pasien dengan posisi sims
kanan.
5. Pasang pengalas dibawah daerah anus.
6. Siapkan bengkok dekat pasien.
7. Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan
suhu badan dan hubungkan kanula usus, kemudian periksa aliran dengan membuka
kanula usus dan mengeluarkan air ke bengkok dan be ikan jeli pada ujung kanula
tersebut.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Masukkaan kanula kedalam rektum ke arah
kolon asendens (15-20 cm) sambil pasien diminta menarik nafaspanjang dan pegang
irigator setinggi 30cm dari tempat tidur dan buka klem msampai air mengalir dan
menimbulkan rasa ingin defekasi.
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar
bila ada rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet, bila
pasien tidak mampu ke toilet bersihkan dengan menyiram daerah parineum hingga
bersih dan keringkan dengan tisu.
11. Cuci tangan.
12. Ccatat jumlah, warna, konsistensi, dan
respons pasien terhadap tindakan.
B.
PEMBERIAN GLISERIN PER REKTAL
Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan
gliserin ke dalam poros usus dengan mengggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat dilakukan untuk
merangsang peristaltik usus sehingga pasien dapat defekasi (khususnya pada
pasien yang mengalami sembelit) dan juga dapat digunakan untuk persiapan
operasi.
Tujuan
1. Merangsang buang air besar dengan
merangsang peristaltik usus.
2. Mengosongkan usus yang digunakan sebelun
tindakan pembedahan.
Indikasi
1. Pada penderita obstipasi.
2. Persiapan operasi kecil.
3. Untuk pemeriksaan.
Kontra indikasi
1. Abortus imminens.
2. Kanker rektum.
3. Tipus abdominalis.
Alat dan bahan
1. Spuit gliserin
2. Gliserinn dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Pangalas
5. Sampiran
6. Sarung tangan
7. Tisu
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan, tutup pintu bila pasien
dalam ruang rawat pribadi dan pasang sampiran bila pasien dirawat dalam bangsal
umum.
4. Atur posisi pasien (miring ke kiri)
5. Ppasang pengalas di area gluteal.
6. Siapkan bengkok didekat pasien.
7. Spui diisi glieserin 10-20cc
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan gliserinperlahan kedalam anus
dengan cara tangan kiri meregangkan daerah anus, tangan tangan memasukkan spuit
kedalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan kedepan dan
anjurkan pasien bernafas dalam.
10. Setelah selesai, cabu dan masukkan spuit
kedalam bengkok. Anjurkan pasien unuk menahan sebentar rasa ingi defeksi dan
pasang pispot bila pasien tidak mampu ke toilet. Kemudian bersihkan daerrah
perineum dengan air hingga bersih lalu keringkan denan tisu.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12. Catat jumlah feses, warna, konsistensi,
dan respons pasien.
EVAKUASI FESES SECARA MANUAL
Prosedur ini merupakan
tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien. Tindakan ini digunakan untuk
mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya. Indikasi
tindakan ini adalah bila massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak
berhasil, konstipasi pada lansia.
Tujuan
Mengatasi impaksi fekal (pengerasan feses) yang tidak dapat dilakukan oleh enema.
Alat dan bahan
1. Sarung tangan
2. Minysk pelumas/jeli
3. Alat penampung atau pispot
4. Pengalas
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan dan beri minyak
pelumas atau jeli pada jari telunjuk. Atur posisi miring dengan lutut fleksi.
4. Masukkan jari ke dalam rektum dan dorong
dengan perlahan sepanjang dinding rektum ke arah massa feses yang impaksi.
5. secara perlahan lnakkan massa dengan
masase daerah feses yang impaksi
(arahkan jari pada inti yang keras).
(arahkan jari pada inti yang keras).
6. berikan pispot bila terasa ingin defekdsi atau bantu ke toilet.
7. cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan.
8. catat jumlah feses yang keluar, warna,
kepadatan (impaksi), serta respon pasien terhadap prosedur.
C. PEMBERIAN SUPPOSITORIA
Beberapa cathartice diberikan dalam bentuk
suppositoria ini bekerja dalam beberapa cara dengan menstimulasi ujung saraf di
muosa rektal. Suppositoria seharusnya dimasukkan melalui spincker analditenus.
Untuk dewasa suppositoria
dimasukkan sekitar 7,5 – 10cm ( 3 – 4 inch ), klien
diinstruksikan untuk bernapas melalui mulut, karena pernafasan mulut dapat merelaksaaikan spinckeranal. Untuk lebih
efektif suppositoria harus ditempatkan sepanjang dinding rektum. Secepatnya
setelah memasukkan obat suppositoria, pearawat membantu menekan pinggang klien
supaya obat tidak keluar.
Buka
sarung tangan, dibalikkan, kemudian dicuci dengan air dan sabun. Secara umum
suppositoria efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat melaui
anus rektum sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flatus.
2. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan menurut cara kerjanya : cleansing ( membersihkan ), carminative (
untuk mengobati flakulance ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran.
Dua jenis dari cleaning anema adalah high enema ( huknah tinggi ) dan low enema
( huknah rendah ).
3. Pemberian gliserin dilakukan dengan
memasukkan cairan gliserin kedalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin
4. Pemberian suppositoria bekerja dalam
beberapa cara dengan menstimulasi ujung saraf di muosa rektal.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini,
penulis sangat yakin masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian guna dan tujuan untuk memperbaiki kesalahan dan menutupi kekurangan.
Atas partisipasinya ribuan terima kasih kami hanturkan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat,S.Kp,
Musrifatul Uliyah, S.Kp.Kebutuhan Dasar Manusia.2002.Jakarta
Puruhito.1995,Dasar-Dasar
Pemberian Cairan dan Elektrolit Pada Kasus-Kasus Bedah. Airlangga Univercity
Press: Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar