Tugas kuliah Bahasa Indonesia
Kelompok 1, ketua andismar,angota
Dosen pengajar : safril .M.Pd
dengan judul
EJAAN
Pengertian
Ejaan adalah
kaidah tulis menulis baku yang di dasarkan pada penggambaran
bunyi(kushartanti)dengan mengatur cara menulis huruf dan cara menulis kata dan
cara menggunakan tanda baca.
Dalam penyusunan ejaan ada empat prinsip
yang harus di perhatikan yaitu, prinsip kecermatan , prinsip kehematan,prisip
keluwesan dan prisip kepraktisan nya.
Dalam ejaan
yang disempurnakan di bicarakan yaitu
masalah,pemakaian huruf,penulisan huruf,penulisan kata,penulisan unsure
serapan,dan tanda baca,.
1 Pemakain huruf.
Abjad yang digunakan adalah ,a/A(a),b/B(be),c/C(ce),d/(de),e/E(e)
….dan begitu seterus nya sampai dengan z/Z(ze).dalam abjad terdapat huruf vocal
yaitu a,I,u,e,o dan selebih nya dikatkan huruf konsongan,
2.Pelafalan huruf
Singkatan kata termasuk(singkatan kata
asing)yang di baca huruf demi huruf di lafalkan menurut bahasa Indonesia.contoh
nya
SMTP dilafal
es-el-te-pe bukan se-em ti-pi
PBB dilafal
pe-be-be ,bukan pi-bi-bi
3.Pemenggalan kata
1. Pemengalan kata di lakukan dengan
cara berikut
a. jika di tengah kata ada vkal
berurutan,pemengalan itu di lakukan di antara huruf vocal tersebut,contoh
nya:ma-in ,sa-at, bu-ah
b. jika di tengah kata ada huruf konsonan,maka
pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsongan,missal:ba-pak,ba-rang,ke-nyang
c. jika ditengah kata ada huruf konsonan
yang berurutan,maka pemengalan kata di lakukan di tengah tengah konsonan tersebut,missal:man-di,som-bong
d. jika di tengah kata ada tiga
konsonan,maka pelefalan di lakukan di antara konsongan yang pertama dan yang ke
dua,missal:in-tru-men,bang-krut
2. imbuhan akhiran dan imbuhan
awalan,misalkan:makan-an,me-rasa-kan,
3. jika satu kata terbentuk lebih dari
satu unsure,maka salah satu unsure tersebut dapat bergabung dengan unsure yang
lain,contoh:bio-grafi,bi-o-grafi
4. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf
Miring.
Pemakaian huruf capital
a. Pemakaianya pada awal kalimat,contoh
Marilah kita belajar.
b.
Huruf pertama yang berkenaan dengan keagamaan,contoh Allah-Yang Maha Esa
c.
Huruf prtama kutipan lansung,misl:Mahasiswa bertanya``Mengapa saya tidak
lulus?”
d.
Huruf pertama pada gelar kehormatan,Teuku Alamsyah
e.
Pada pangkat/jabatan,missal:Dokter Andismar
f.
Pada unsur nama orang,missal:Andismar
g.
huruf pertama yang menyatakan bangsa/nama (hari,bulan,tahun)/nma dalam
geo-
grafi,contoh:bahasa Arab/Hari
Sumpah Pemuda/selat malaka.
Cacatan ,huruf kapital tidak di
gunakan pada yang menyatakan nama jenis,contoh:kunci
Inggris,pisang ambon.
h.
huruf pertama semua unsure Negara/unsure bentuk ulang sempurna/nama
buku/istilah
kekerabatan/singkatan kata yang
menyatakan nama gelar/kata ganti.contoh nya
Departemen Perwakilan
Rakyat/Yayasan Ilmu-Ilmu social/Dari Ave
Maria ke jalan lain ke
Roma/ibu bertanya pada ayah ``Kapan
Bapak akan berangkat”/Drs(doktorandus),Ny/
Apakah Anda sudah membaca isi surat ini?.
Pemakaian huruf miring
Huruf miring
dalam cetakan di pakai untuk menuliskan nama buku,majalah,surat kabar yang
dikutib dalam tulisan/untuk menegaskan mengkhususkan huruf/untuk menuliskan
kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah di sesuaikan ejaan nya.
Contoh:majalah Bahasa dan Kesustraan/huruf pertama pada abad ialah a/Nama ilmiah buah manggis
ialah Carcinia mangostana
5.Penulisan kata
A. Kata dasar
Kata yang
berupa kata dasar di tulis sebagai kesatuan,misalnya
Kantor pos sangat ramai,Buku itu sudah say abacaAdik naik
sepeda baru
|
B.
Kata turunan.
1. Imbuhan(awalan ,sisipan,akhiran) di
tulis dengan kata dasar.misalnya:bergerigi
, ketetapan,sentuhan
2. Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata,awalan atau akhiran di tulis serangkaian dengan kata yang
langsung mengikuti atau mandahului nya,misalkan:diberi tahu,bertanda tangan
3. Jika awalan dan
akhiran secara sekaligus.di tuis serangkaian,contoh:memberitahukan,ditandatangani
4. Jika unsur gabungan
kata tanya di pakai dalam kombinasi.misalnya:adibusana ,antarkota,biokimia,caturtunggal
C.
Bentuk ulang.
Bentuk ulang ditulis secara lengkap
dengan mengunakan tanda hubung,misalnya:anak-anak,buku-buku,lauk-pauk,mondar-mandir
D.
Gabungan kata
Misalkan :duta besar ,kerja sama yang di
sebut kata majemuk.Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin
menimbulkan salah pengertian ,misalkan :alat pandang dengar(audio visual),anak istri saya(keluarga).gabunagan kata berikut di
tulis serangkaian karna hubungan sangat padumisalkan:apabila,bagaimana,barangkali,beasiswa.
E.
Kata ganti ku,kau,mu,dan
nya.
Kata ganti ku dank au sebagai bentuk
singkat dari kata aku dan engkau,di tulis serangkaian dengan kata yang
mengikutinya.misalnya:
[aku]…aku
bawa,[ku]..kubawa,[enkau]engkau bawa.
F.
kata depan di,ke,dan dari.
Di tulis secara terpisahdari kata yang
mengikutnya,kecuali pada kata yang sudah di anggap satu kata.misalnya:
tinggallah bersama saya di sini.ibu
ku sedang ke kota.
G.
Kata sandang si dan sang.
Ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.misalkan:si kecil,si pemalu,sang kancil.
H.
singkatan dan akronim.
singkatan
-Singakatan
nama orang,nama gelar,sapaan ,jabatan,atau pankat di ikuti tanda titik.misalnya:Muh.Hidayat.S.K.M
-nama resmi
lembaga pemerintah,huruf awal capital dan tidak di ikuti dengan tanda titik.
Misalnya:DPR
Dewan Perwakilan Rakyat
-singkatan
umum,di ikuti satu tanda titik,misalnya:dsb.
-lambang
kimia ditulis tanpa tanda titik,misalnya[Cu]{kg}
Akronim
Ialah
singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata atau gabungan
huruf.
-Akronim
nama diri,yang berupa gabungan huruf awal yang di singkat dengan huruf
kapita.misalnya,KONI(Komite Olah Raga Nasional Indonesial)
-gabungan dari kata deret kata,misalnya:Bappenas
Pemakaian Tanda Baca.
Tanda baca merupakan salah satu
unsur terpenting dalam bahasa tulis,yang
dapat membantu pembaca memahami jalan pikiran penulis nya.
Tanda Titik (.)
|
B. Tanda Koma (,)
1.
|
Tanda koma
dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
|
Misalnya:
·
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
·
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus
memerlukan perangko.
·
Satu, dua, ... tiga!
|
|
2.
|
Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
|
Misalnya:
·
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
·
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
|
|
3a.
|
Tanda koma
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
|
Misalnya:
·
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
·
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
|
|
3b.
|
Tanda koma
tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi
induk kalimatnya.
|
Misalnya:
·
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
·
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
·
Dia tahu bahwa soal itu penting.
|
|
4.
|
Tanda koma
dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,
lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
|
Misalnya:
·
... Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati.
·
... Jadi,
soalnya tidak semudah itu.
|
|
5.
|
Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kata seperti o,
ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang
terdapat di dalam kalimat.
|
Misalnya:
·
O, begitu?
·
Wah, bukan main!
·
Hati-hati, ya,
nanti jatuh.
|
|
6.
|
Tanda koma
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
(Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.) |
Misalnya:
·
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
·
"Saya gembira sekali," kata Ibu,
"karena kamu lulus."
|
|
7.
|
Tanda koma
dipakai di antara
(i) nama
dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. |
Misalnya:
·
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
·
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
·
Surabaya, 10 mei 1960
·
Kuala Lumpur, Malaysia
|
|
8.
|
Tanda koma
dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
|
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
|
|
9.
|
Tanda koma
dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
|
Misalnya:
W.J.S.
Poerwadarminta, Bahasa Indonesia
untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
|
|
10.
|
Tanda koma
dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
|
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
|
|
11.
|
Tanda koma
dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
|
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
|
|
12.
|
Tanda koma
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
(Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.) |
Misalnya
·
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
·
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang
laki-laki yang makan sirih.
·
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang
perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
|
|
Bandingkan
dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian
mendaftarkan namanya pada panitia.
|
|
13.
|
Tanda koma
dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
|
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi
mengucapkan terima kasih.
|
|
Bandingkan
dengan:
Kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih
atas bantuan Agus.
|
|
14.
|
Tanda koma
tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
|
Misalnya:
"Di mana Saudara
tinggal?" tanya Karim.
"Berdiri
lurus-lurus!" perintahnya.
|
C. Tanda Titik Koma (;)
1.
|
Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
|
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum
selesai juga.
|
|
2.
|
Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
|
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun
itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional;
saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
|
D. Tanda Titik Dua (:)
1a.
|
Tanda
titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
|
|||||||||
Misalnya:
·
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
·
Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu:
hidup atau mati.
|
||||||||||
1b.
|
Tanda
titik dua tidak dipakai jika
rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
|
|||||||||
Misalnya:
·
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
·
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan
Jurusan Ekonomi Perusahaan.
|
||||||||||
2.
|
Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
3.
|
Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
|
||||||||||
4.
|
Tanda
titik dua dipakai:
(i) di
antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. |
|||||||||
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan
Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.
|
E. Tanda Hubung (–)
1.
|
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
|
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada
ju-
ga cara yang baru.
|
|
Suku kata
yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
|
|
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu
telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau
beranjak ....
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ....
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah
i-
tu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
ma-
u beranjak ....
|
|
2.
|
Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
|
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk
meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita
me-
ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat
pertahan-
an yang canggih.
|
|
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan
terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
|
|
3.
|
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
|
Misalnya:
anak-anak, berulang-ulang,
kemerah-merahan.
|
|
Angka 2
sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak
dipakai pada teks karangan.
|
|
4.
|
Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
|
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
|
|
5.
|
Tanda
hubung boleh dipakai untuk
memperjelas
(i)
hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian
kelompok kata.
|
Misalnya:
·
ber-evolusi
·
dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
·
tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial
|
|
Bandingkan
dengan:
·
be-revolusi
·
dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
·
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
|
|
6.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan
(i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital,
(ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap |
|
Misalnya
se-Indonesia, se-Jawa Barat,
hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris
Negara
|
7.
|
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
|
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar