Powered By Blogger

Jumat, 18 Mei 2012

ejaan


Tugas kuliah Bahasa Indonesia
Kelompok 1, ketua andismar,angota
Dosen pengajar : safril .M.Pd
dengan judul




EJAAN
Pengertian
    Ejaan adalah kaidah tulis menulis baku yang di dasarkan pada penggambaran bunyi(kushartanti)dengan mengatur cara menulis huruf dan cara menulis kata dan cara menggunakan tanda baca.
     Dalam penyusunan ejaan ada empat prinsip yang harus di perhatikan yaitu, prinsip kecermatan , prinsip kehematan,prisip keluwesan dan  prisip kepraktisan nya.
Dalam ejaan yang disempurnakan  di bicarakan yaitu masalah,pemakaian huruf,penulisan huruf,penulisan kata,penulisan unsure serapan,dan tanda baca,.

1 Pemakain huruf.
    Abjad yang digunakan adalah ,a/A(a),b/B(be),c/C(ce),d/(de),e/E(e) ….dan begitu seterus nya sampai dengan z/Z(ze).dalam abjad terdapat huruf vocal yaitu a,I,u,e,o dan selebih nya dikatkan huruf konsongan,

2.Pelafalan huruf
    Singkatan kata termasuk(singkatan kata asing)yang di baca huruf demi huruf di lafalkan menurut bahasa Indonesia.contoh nya
SMTP dilafal es-el-te-pe bukan se-em ti-pi
PBB dilafal pe-be-be ,bukan pi-bi-bi

3.Pemenggalan kata
1.      Pemengalan kata di lakukan dengan cara berikut
a.      jika di tengah kata ada vkal berurutan,pemengalan itu di lakukan di antara huruf vocal tersebut,contoh nya:ma-in ,sa-at, bu-ah
b.      jika di tengah kata ada huruf konsonan,maka pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsongan,missal:ba-pak,ba-rang,ke-nyang
c.       jika ditengah kata ada huruf konsonan yang berurutan,maka pemengalan kata di lakukan di tengah tengah konsonan tersebut,missal:man-di,som-bong
d.      jika di tengah kata ada tiga konsonan,maka pelefalan di lakukan di antara konsongan yang pertama dan yang ke dua,missal:in-tru-men,bang-krut
2.      imbuhan akhiran dan imbuhan awalan,misalkan:makan-an,me-rasa-kan,
3.      jika satu kata terbentuk lebih dari satu unsure,maka salah satu unsure tersebut dapat bergabung dengan unsure yang lain,contoh:bio-grafi,bi-o-grafi


4. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring.
Pemakaian huruf capital
a.      Pemakaianya pada awal kalimat,contoh
Marilah kita belajar.
       b.   Huruf pertama yang berkenaan dengan keagamaan,contoh Allah-Yang Maha Esa
       c.   Huruf prtama kutipan lansung,misl:Mahasiswa bertanya``Mengapa saya tidak lulus?”
       d.   Huruf pertama pada gelar kehormatan,Teuku Alamsyah
       e.   Pada pangkat/jabatan,missal:Dokter Andismar
       f.    Pada unsur nama orang,missal:Andismar
      g.    huruf pertama yang menyatakan bangsa/nama (hari,bulan,tahun)/nma dalam geo-
             grafi,contoh:bahasa Arab/Hari Sumpah Pemuda/selat malaka.
            Cacatan ,huruf kapital tidak di gunakan pada yang menyatakan nama jenis,contoh:kunci
            Inggris,pisang ambon.
      h.   huruf pertama semua unsure Negara/unsure bentuk ulang sempurna/nama buku/istilah
            kekerabatan/singkatan kata yang menyatakan nama gelar/kata ganti.contoh nya
            Departemen Perwakilan Rakyat/Yayasan Ilmu-Ilmu social/Dari  Ave Maria ke jalan lain ke
           Roma/ibu bertanya pada ayah ``Kapan Bapak akan berangkat”/Drs(doktorandus),Ny/
           Apakah Anda sudah membaca isi surat ini?.
Pemakaian huruf miring
      Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk menuliskan nama buku,majalah,surat kabar yang dikutib dalam tulisan/untuk menegaskan mengkhususkan huruf/untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah di sesuaikan ejaan nya. Contoh:majalah Bahasa dan Kesustraan/huruf pertama pada abad ialah a/Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana

5.Penulisan kata
A. Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar di tulis sebagai kesatuan,misalnya
Kantor pos sangat ramai,Buku itu sudah say abacaAdik naik sepeda baru

B.  Kata turunan.
1.      Imbuhan(awalan ,sisipan,akhiran) di tulis dengan kata dasar.misalnya:bergerigi , ketetapan,sentuhan
2.   Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran di tulis serangkaian dengan kata yang langsung mengikuti atau mandahului nya,misalkan:diberi tahu,bertanda tangan
3.   Jika awalan dan akhiran secara sekaligus.di tuis serangkaian,contoh:memberitahukan,ditandatangani
4.   Jika unsur gabungan kata tanya di pakai dalam kombinasi.misalnya:adibusana ,antarkota,biokimia,caturtunggal
C.  Bentuk ulang.
      Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung,misalnya:anak-anak,buku-buku,lauk-pauk,mondar-mandir

D.  Gabungan kata
      Misalkan :duta besar ,kerja sama yang di sebut kata majemuk.Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian ,misalkan :alat pandang dengar(audio visual),anak istri saya(keluarga).gabunagan kata berikut di tulis serangkaian karna hubungan sangat padumisalkan:apabila,bagaimana,barangkali,beasiswa.
E.  Kata ganti ku,kau,mu,dan nya.
      Kata ganti ku dank au sebagai bentuk singkat dari kata aku dan engkau,di tulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya.misalnya:
[aku]…aku bawa,[ku]..kubawa,[enkau]engkau bawa.
F.  kata depan di,ke,dan dari.
      Di tulis secara terpisahdari kata yang mengikutnya,kecuali pada kata yang sudah di anggap satu kata.misalnya: tinggallah bersama saya di sini.ibu ku sedang ke kota.
G.  Kata sandang si dan sang.
      Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.misalkan:si kecil,si pemalu,sang kancil.
H.   singkatan dan akronim.
singkatan
-Singakatan nama orang,nama gelar,sapaan ,jabatan,atau pankat di ikuti tanda titik.misalnya:Muh.Hidayat.S.K.M
-nama resmi lembaga pemerintah,huruf awal capital dan tidak di ikuti dengan tanda titik.
Misalnya:DPR Dewan Perwakilan Rakyat
-singkatan umum,di ikuti satu tanda titik,misalnya:dsb.
-lambang kimia ditulis tanpa tanda titik,misalnya[Cu]{kg}
Akronim
Ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata atau gabungan huruf.
-Akronim nama diri,yang berupa gabungan huruf awal yang di singkat dengan huruf kapita.misalnya,KONI(Komite Olah Raga Nasional Indonesial)
-gabungan  dari kata deret kata,misalnya:Bappenas
    Pemakaian Tanda Baca.
       Tanda baca merupakan salah satu unsur  terpenting dalam bahasa tulis,yang dapat membantu pembaca memahami jalan pikiran penulis nya.

Tanda Titik (.)
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:
·         Ayahku tinggal di Solo.
·         Biarlah mereka duduk di sana.
·         Dia menanyakan siapa yang akan datang.
·         Hari ini tanggal 6 April 1973.
·         Marilah kita mengheningkan cipta.
·         Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
2.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya:
a.
III.
Departemen Dalam Negri
A.
Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B.
Direktorat Jendral Agraria

b.
1.
Patokan Umum

1.1
Isi Karangan

1.2
Ilustrasi


1.2.1
Gambar Tangan


1.2.2
Tabel


1.2.3
Grafik

Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5.
Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6a.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
6b.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
7.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:
Acara Kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD'45)
Salah Asuhan




8.
Tanda titik tidak dipakai di belakang
(1) alamat pengirim dan tanggal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:
·         Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
·         Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
·         Satu, dua, ... tiga!
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya:
·         Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
·         Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3a.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:
·         Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
·         Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:
·         Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
·         Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
·         Dia tahu bahwa soal itu penting.
4.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Misalnya:
·         ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
·         ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:
·         O, begitu?
·         Wah, bukan main!
·         Hati-hati, ya, nanti jatuh.
6.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
(Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.)

Misalnya:
·         Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
·         "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
7.
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:
·         Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
·         Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
·         Surabaya, 10 mei 1960
·         Kuala Lumpur, Malaysia
8.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

9.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
12.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
(Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.)

Misalnya
·         Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
·         Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
·         Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
13.
Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
14.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim.
"Berdiri lurus-lurus!" perintahnya.
C. Tanda Titik Koma (;)
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
D. Tanda Titik Dua (:)
1a.
Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya:
·         Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
·         Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
1b.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan

Misalnya:
·         Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
·         Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya:
a.
Ketua
Sekretaris
Bendahara
 :
 :
 :
Ahmad Wijaya
S. Handayani
B. Hartawan

b.
Tempat Sidang
Pengantar Acara
Hari
Waktu
 :
 :
 :
 :
Ruang 104
Bambang S.
Senin
09.30
3.
Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu
 :
(meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
Amir
 :
"Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu
 :
"Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar)
4.
Tanda titik dua dipakai:
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.



E. Tanda Hubung (–)
1.
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.

Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.

Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak ....
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ....
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak ....
2.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.

Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
3.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.

Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

4.
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.

Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5.
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

Misalnya:
·         ber-evolusi
·         dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
·         tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial

Bandingkan dengan:
·         be-revolusi
·         dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
·         tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
6.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
(ii) ke- dengan angka,
(iii) angka dengan -an,
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(v) nama jabatan rangkap  

Misalnya
se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara
7.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an





Tidak ada komentar:

Posting Komentar