BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu
beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu
kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito,
2000).
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
cairan sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan
gangguan
volume cairan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum mempelajari asuhan keperawatn gangguan volume
cairan
adalah :
a. Mengetahui konsep dasar anatomi fisioligi cairan tubuh
b. Mengetahui konsep dasar kekurangan volume cairan
c. Mengetahui asuhan keperawatan kekurangan volume cairan
d. Mengetahui konsep dasar kelebihan volume cairan
e. Mengetahui asuhan keperawatan kelebihan volume cairan.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode
narasi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari
buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan dasar ilmiah
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan volume
cairan.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun secara
sistematik dengan urutan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menguraikan tentang : latar belakang ,
tujuan, metode penulisan
dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi
Cairan dan Elektrolit
1. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetapsehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satubagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikelbermuatanlistrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV)
dan didistribusi ke seluruhbagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normaldari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika
salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairanekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang
berada di dalam sel di seluruh tubuh,sedangkan cairan ekstraseluler adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tigakelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskulercairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
(http://lensaaskep.blog.com/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html)
2. Proporsi Cairan Tubuh
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan
individu dan tergantung
beberapa hal antara lain :
a. Umur
3
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex
Perhatikan uraian berikut ini :
1) Bayi (baru lahir) 75 %
2) Dewasa :
a) Pria (20-40 tahun) 60 %
b) Wanita (20-40 tahun) 50 %
3) Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3
dari TBW-nya
berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau
1/3 dari TBW atau 20 % dari
berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig
terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 %
transeluler.
3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari
elektrolit dan bon dioksida dan asam-asam
organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),
kalium (K+), Kalsium
(Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen,
kar
(HCO3-), fosfat
(HPO42-),sulfat (SO42-). Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi
pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion
pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah
muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada
intraseluler maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :Plasma
Interstitial
a. Kation :
Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca++), Magnesium (Mg
++)
b. Anion :
Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Fosfat (HPO42-), Sulfat
(SO42-), Protein
4. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga
fase yaitu : a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem
sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah
dari darah kapiler dan sel
c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya
berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler
dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan cara :
1) Diffusi
2) Filtrasi
3) Osmosis
4)
Aktif Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif.
Hampir semua zatberpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi
sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui
larutan atau gas.Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat
terlarut menembus membran kapiler dan selyaitu :
a)
Permeabilitas membran kapiler dan sel
b) Konsenterasi
c) Potensial listrik
d) Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi.
Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang rendah ke daerah
dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Perpindahan zat
terlarut melalui sebuahmembran sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau
muatan listrik disebut
transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan
transportasi pasif karena memerlukan energy dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).
Salah satu contonya adalahtransportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di
dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium
hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur
oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh
pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh
albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial
disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus
ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian
yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu
keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan
komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang
nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan
tubuh yang terjadi. Kondisi sakit
dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan
elektrolittubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan
kehilanagn cairan
antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan
kulit, ginjal (urine), ekresipada proses metabolisme.
a.
Intake Cairan :
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira
2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.
Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus
berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai
respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi
haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang
setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b.
Output Cairan :
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1) Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui
tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50
ml per jam. Padaorang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasidalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksiurine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh.
2)
IWL (Invisible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit
dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui prosesini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi
atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
3) Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh
yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer
melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis
pada kulit.
4) Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon).
6. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
antara lain :
a.
Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,
karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan.
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi
gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh
dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
C.Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan
elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan
sehingga hal iniakan menyebabkan edema.
d. Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah,
dan pemecahanglikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
e.
Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya :
1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
air melalui IWL.
2)
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya
secara mandiri.
f. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan
lain-lain. :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangandarah selama pembedahan.
.
Konsep Dasar Gangguan Volume
Cairan
1.
HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume
Cairan)
a.
Pengertian
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan
elektrolit hilang pada
proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh
normal sehingga rasio
elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner &
suddarth, 2002).
1)Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume
cairan ekstraseluler
(CES).
2)Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler
(CES)
3)Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler
(CES)
b.
Etiologi
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan.
2) Kehilangan cairan yang abnoc. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan
cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik).
Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali
dengan kehilangan cairan
intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler
sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk
untuk mengkompensasi
kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan
cairan, perdarahan dan
pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah
untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler
menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga
sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam
saluran pencernaan, dapat terjadi akibat
obstruksi saluran pencernaan
d.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien
dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan,
sinkope, anoreksia, mual,muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.
Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat
disertai dengan
ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan
(CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah
dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan
frekwensi jantung,inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa
haus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi
hipovolemia yanglama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
e.
Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat
mengakibatkan :
1)
Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2)
Renjatan hipovolemik.
3)
Kejang pada dehidrasi hipertonik.
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan penunjang.
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri
(hipotensi ortostatik);
peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar;mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan
akut. Bayi dan anak - anak : penurunan air mata, depresi
fontanel anterior.
Pada
pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus;rmal
melalui : kulit, gastro intest
BAB III
Pengkajian keperawatan
pada klien kekurangan cairan dan elektrolit
1.Riwayat keperawatan
Kaji data dari pasien /keluarga atas poin poin berikut ini;
a)
Pemasukan
dan pengeluaran cairan dan makanan(oral dan pariental)termasuk NGT dan obat
obatan dari IV.
b)
Tanda
umum dari masalah elektrolit
c)
Tanda
kekurangan cairan/elekttrolit
d)
Proses
penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e)
Pengobatan
tertentu yang dapat menganggu status cairan
f)
Status
perkembangan seperti usia / situasi
sosial
g)
Factor
psikologis seperti perilaku emosional yang menggangu pengobatan
2.pengukuran klinik.
Pengukuran klinik dapat barupa
a)
Berat
badan
Kehilangan atau bertambah nya berat
badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan;
·
2%
: ringan
·
5%
: sedang
·
10%:
berat
Pengukuran berat badan di lakukan setiap hari pada waktu yang
sama.
b)
Keadaan
umum
Pengukuran tanda vital seperti
pemeriksaan suhu,tekanan darah , pengukuran nadi dan tingkat kesadaran.
C) pengukuran
pemasukan cairan
Ø Cairan oral:NGT dan oral
Ø Cairan pareteral termasuk obat obatan
iv
Ø Makanan yang cenderung mengandung air
Ø Irigasi kateter atau NGT
d)Pengukuran
pengeluaran cairan
Ø Urine; volume,kejernihan / kepekatan
Ø Feses:jumlah dan konsistensi
Ø Muntah
Ø Tube drainase
Ø IWL
e) ukuran
keseimbangan cairan dengan akurat:normal nya 200 cc
3 pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada
kebutuhan cairan dan elektrolit di focuskan pada
·
Integrument:keadaan
turgor kulit,edema,kelelahan,kelemahan otot,teteni, dan sensasi rasa
·
Cardiovascular:distensi
vena jugularis ,tekanan darah ,haemoglobin dan bunyi jantung
·
Mata:cekung
,air mata kering
·
Neurologi:reflek,ganguan
motorik dan sensorik,tingkat kesadaran
·
Gastro
instetinal:keadaan mukosa ,mulut dan lidah,muntah muntah dan bising
·
Pola
BAB dan BAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar