Powered By Blogger

Jumat, 18 Mei 2012

makalah ganguan volume cairan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan cairan sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan gangguan
volume cairan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum mempelajari asuhan keperawatn gangguan volume cairan
adalah :
a. Mengetahui konsep dasar anatomi fisioligi cairan tubuh
b. Mengetahui konsep dasar kekurangan volume cairan
c. Mengetahui asuhan keperawatan kekurangan volume cairan
d. Mengetahui konsep dasar kelebihan volume cairan
e. Mengetahui asuhan keperawatan kelebihan volume cairan.

C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan volume cairan.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun secara sistematik dengan urutan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menguraikan tentang : latar belakang , tujuan, metode penulisan
dan sistematika penulisan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi Cairan dan Elektrolit
1. Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetapsehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satubagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikelbermuatanlistrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruhbagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normaldari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairanekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tigakelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskulercairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
(http://lensaaskep.blog.com/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html)

2. Proporsi Cairan Tubuh
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung
beberapa hal antara lain :
a. Umur
3
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex
Perhatikan uraian berikut ini :
1) Bayi (baru lahir) 75 %
2) Dewasa :
a) Pria (20-40 tahun) 60 %
b) Wanita (20-40 tahun) 50 %
3) Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya
berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari
berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.


3. Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan bon dioksida dan asam-asam
organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium
(Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, kar
 (HCO3-), fosfat (HPO42-),sulfat (SO42-). Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.

Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intraseluler maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :Plasma Interstitial
a. Kation :
Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca++), Magnesium (Mg ++)
b. Anion :
Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Fosfat (HPO42-), Sulfat (SO42-), Protein
4. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan cara :
1) Diffusi
2) Filtrasi
3) Osmosis
4) Aktif Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zatberpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas.Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan selyaitu :
a) Permeabilitas membran kapiler dan sel
b) Konsenterasi
c) Potensial listrik
d) Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke daerah
dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Perpindahan zat terlarut melalui sebuahmembran sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut
transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energy dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalahtransportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.

5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit
dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolittubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan
antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresipada proses metabolisme.

a. Intake Cairan :
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b. Output Cairan :

Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1) Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Padaorang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasidalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksiurine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.



2) IWL (Invisible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui prosesini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.

3) Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer
melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis
pada kulit.

4) Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

6. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain :

a. Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.


C.Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal iniakan menyebabkan edema.

d. Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahanglikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya :
1) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

2) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

3) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.

f. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain. :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.  h. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangandarah selama pembedahan.

.




Konsep Dasar Gangguan Volume Cairan


1. HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume Cairan)
a. Pengertian
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada
proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio
elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
1)Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).

2)Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
3)Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES)

b. Etiologi
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :

1) Penurunan masukan.
2) Kehilangan cairan yang abnoc. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan
intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler
sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi
kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan
pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah
untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat
obstruksi saluran pencernaan

d. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.
Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan

ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung,inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yanglama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
e. Komplikasi

Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2) Renjatan hipovolemik.
3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan penunjang.
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik);
peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar;mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan
akut. Bayi dan anak - anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus;rmal melalui : kulit, gastro intest

BAB III


Pengkajian keperawatan pada klien kekurangan cairan dan elektrolit       


1.Riwayat keperawatan
Kaji data dari pasien /keluarga atas poin poin berikut ini;
a)     Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan(oral dan pariental)termasuk NGT dan obat obatan  dari IV.
b)    Tanda umum dari masalah elektrolit
c)     Tanda kekurangan cairan/elekttrolit
d)    Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e)     Pengobatan tertentu yang dapat menganggu status cairan
f)      Status perkembangan  seperti usia / situasi sosial
g)     Factor psikologis seperti perilaku emosional yang menggangu pengobatan

2.pengukuran klinik.
Pengukuran klinik dapat barupa
a)     Berat badan
Kehilangan atau bertambah nya berat badan menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan;


·        2% : ringan
·        5% : sedang
·        10%: berat
Pengukuran berat badan di lakukan setiap hari pada waktu yang sama.

b)    Keadaan umum

Pengukuran tanda vital seperti pemeriksaan suhu,tekanan darah , pengukuran nadi dan tingkat kesadaran.


     C) pengukuran pemasukan cairan
Ø Cairan oral:NGT dan oral
Ø Cairan pareteral termasuk obat obatan iv
Ø Makanan yang cenderung mengandung air
Ø Irigasi kateter atau NGT

      d)Pengukuran pengeluaran cairan

Ø Urine; volume,kejernihan / kepekatan
Ø Feses:jumlah dan konsistensi
Ø Muntah
Ø Tube drainase
Ø IWL


       e) ukuran keseimbangan cairan dengan akurat:normal nya 200 cc



3 pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit di focuskan pada

·        Integrument:keadaan turgor kulit,edema,kelelahan,kelemahan otot,teteni, dan sensasi rasa
·        Cardiovascular:distensi vena jugularis ,tekanan darah ,haemoglobin dan bunyi jantung
·        Mata:cekung ,air mata kering
·        Neurologi:reflek,ganguan motorik dan sensorik,tingkat kesadaran
·        Gastro instetinal:keadaan mukosa ,mulut dan lidah,muntah muntah dan bising
·        Pola BAB dan BAK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar