BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Komunikasi
sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja, jika kita tidak
bisa berkomunikasi dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lawan bicara kita.
Untuk itu pastinya kita harus mengetahui bagaimana cara komunikasi yang baik
terutama dalam proses keperawatan, karena hambatan hambatan dalam komunikasi akan
mengakibat kan baik buruk nya komunikan yang di lakukan., supaya terikat
komunikasi yang baik antara pasien dengan perawat yang sedang merawatnya.
B.
Tujuan
Agar
perawat tau bagaimana cara berkomunikasi dan tidak terhalang dengan
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi dengan pasien,keluarga pasien,atau rekan
medis. Selain itu sebagai tugas yang dibebani dosen kepada kelompok kami untuk
proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA SECARA UMUM
Hambatan dapat diartikan sebagai
halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489), Dalam konteks
komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), Gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas
komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan
komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi,
sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam
kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses
komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa.
Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu
memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan
tersebut.
1.
HAMBATAN PSIKOLIGIS
Hambatan psikologis yakni
hambatan-hambatan yang merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis
manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi psikologis yakni:
Hambatan Psikologis Kepentingan
(Interest)
1. Kepentingan akan membuat seseorang
selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan.
2. Sebagaimana telah diketahui bahwa
komunikan dalam komunikasi massa sangat heterogen (usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap individu komunikan
memiliki kepentingan yang berbeda
3. Atas dasar kepentingan yang berbeda,
maka setiap individu komunikan akan melakukan seleksi terhadap pesan yang
diinginkannya (manfaat/kegunaan).
Hambatan Psikologis Prasangka
(Prejudice)
1. Prasangka berkaitan dengan persepsi
orang tentang seseorang atau sekelompok orang lain, dan sikap serta perilakunya
terhadap mereka.
2. Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan
3. Persepsi ditentukan oleh faktor
personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan status.
4. Persepsi ditentukan oleh faktor
situasional (struktural): Jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak
dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan
5. Apabila suatu proses komunikasi
sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak akan efektif.
Hambatan Psikologis Stereotif
(Stereotype)
1. Prasangka sosial bergandengan dengan
stereotif yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat
dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif.
2. Stereotif misalnya tercermiun pada:
orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda manja, dll.
3. Apabila dalam proses komunikasi
massa ada komunikan yang memiliki stereotif tertentu pada komunikatornya, maka
dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa diterima oleh komunikan.
2.
HAMBATAN SOSIOKULTURAL
Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik
1. Untuk kasus Indonesia, terdapat
ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.
2. Satu sisi
kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di sisi
lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan
komunikasi massa.
Hambatan Sosiokultural Perbedaan
Norma Sosial
1. Perbedaan budaya sekaligus juga
menimbulkan perbedaan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
2. Pada konteks seperti itu,
komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati, terutama dalam menyusun
pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan disampaikan tidak akan melanggar norma
sosial tertentu.
3. Komunikator perlu membekali dirinya
dengan beragam pengetahuan mengenai norma sosial yang berlaku di masyarakat luas.
Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu
Berbahasa Indonesia
1. Keragaman etnik menyebabkan
keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Pada gilirannya dapat menyulitkan
penyebarluasan kebijakan program-program pemerintah yang dikomunikasikan
melalui media massa.
Hambatan Sosiokultural Faktor
Semantik
1. Semantik adalah pengetahuan tentang
pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan
mengani bahasa.
2. Hambatan semantik dapat diakibatkan
oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam berbicara, adanya perbedaan
makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.
Hambatan Sosiokultural Faktor
Pendidikan
1. Khalayak dalam komunikasi massa
bersifat heterogen, salah satunya pada aspek pendidikan.
2. Masalah akan timbul manakala
komuniian yang berpendidikan rendah tidak dapat mencerna pesan komunikasi massa
secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya tangkapnya.
Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1. Faktor mekanis merujuk kepada
berbagai hambatan pada komunikasi massa yang disebabkan oleh terganggunya
peralatan.
2. Pada TV misalnya, antena kurang
dapat menangkap sinyal gelombang elektromagnetik, warna tidak jelas, layar
banyak “semutnyaâ€, dll.
3. Pada radio, misalnya suara yangtidak
jelas (putus-putus, dll).
4. Pada surat kabar dan majalah,
misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata, sambungan berita yang tidak
akurat, dll.
3. HAMBATAN
INTERAKSI VERBAL
Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi
1. Polarization adalah kecenderungan
untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk
ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh, dll.
2. . Kita mempunyai kecendeungan kuat
untuk melihat titik-tritik ekstrem dan mengelompokkan manusia, objek, dan
kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem. Sementara banyak juga
orang-orang berada pada titik tengah-tengah dari keekstriman tersebut.
3. Seandainya komunikator maupun
komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat dipastikan di antara keduanya
selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks tersebut dibutuhkan
komunikator dan komunikan harus bersikap netral.
Hambatan Interaksi Verbal Orientasi
Intensional
1. Intensional orientation mengacu
kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai
dengan ciri yang melekat pada mereka.
2. Intensional orientation terjadi bila
kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting daripada orangnya
sendiri.
3. Dalam proses komunikasi massa,
orientasi intensional biasanya dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator,
bukan sebaliknya.
4. Misalnya, seorang presenter yang
berbicara di layar tv, dan kebetulan wajah presenter tersebut kurang menarik,
maka biasanya komunikan akan intensional menilainya sebagai tidak menarik
sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
5. Cara mengatasinya yaitu dengan cara
ekstensionalisasi, yaitu dengan memberikan perhatian utama kita pada manusia,
benda atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang kita lihat.
Hambatan Interaksi Verbal Evaluasi
Statis
1. Pada suatu ketika kita melihat
seorang komunikator X berbicara melalui pesawat tv. Menurut persepsi kita, cara
berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga kita membat abstraksi tentang
komunikator tersebut tidak baik.
2. Evaluasi kita tentang komunikator
tersebut bersifat statis (tidak berubah). Akibatnya, mungkin selamanya kita
tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator tersebut. Padahal sangat
mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi lebih baik dan menarik.
Hambatan Interaksi Verbal
Indiskriminasi
1. Indiscrimination terjadi bila
komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok orang, benda atau kejadian dan
tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu
diamati secara individual.
2. Indiscrimination merupakan bagian
dari stereotif (sikap generalisasi).
3. Dalam indiskriminasi, jika komunikan
dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi pertama komunikan itu adalah
memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu, mungkin menurut suku, agama,
dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak keras.
4. Cara untuk menghilangkan
indiskriminasi yaitu dengan cara memandang seseorang secara individual.
B. HAMBATAN
KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI
Daalam masalah hambatan komunikasi massa, juga bisa
terjadi diantara individu (antarmanusia) maupun di dalam organisasi.
Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:
a) Perbedaan Persepsi dan Bahasa
Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang
mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
b) Pendekatan yang buruk Walaupun sudah
mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik
tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain,
seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
c) Gangguan Emosional Dalam keadaan
kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun
pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari
komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi
akibat gangguan emosional.
d) Perbedaan Budaya Berkomunikasi
dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman
globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
e) Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan
yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat
dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa
mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap komunikator selalu
mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan
apa yang telah diharapakannya.
Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sering
terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak, dan kontroversial.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
a) Kelebihan Beban Informasi dan Pesan
Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu
organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui
surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah membanjiri
organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal.
Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap
tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
b) Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika
meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi
penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam
organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu
terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada
pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan
seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
c) Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak
Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri
komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya
kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran
informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika
bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi. Permasalahan
komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai.
Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang terpendam.
Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi,
maupun penerima (komunikan). Organisasi
C.
HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN
a.Hambatan
pada sumber
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan
tujuan yang kurang jelas. Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada
benefit produk.kegagalan dalam tahap ini bisa berdampak pada perumusan pesan
iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan konsumen.
b.Hambatan
dalam sistem Encoding
Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada
proses encoding.
Misalnya, copy writer dan perancang iklan lebih
terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil dari pada focus pada penyampaian
benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa
digolongkan sebagai hambatan dalam proses encoding karena sejak awal
berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
c.Hambatan
dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan
gagal menjangkau kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat ,
pemasang iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan
profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap
pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator adalah competitveclutter,
kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin
banyak disebabkan karena:
Pertama,
banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua,
persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.
Ketiga,
iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan
yang ditimbulkan competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi
iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau
pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya
masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
d.Hambatan
dalam Proses Decoding
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat
mereka. Konsumen juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel.
Hambatan pada decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada
pesan. Competitive clutter selain merupakan hambatan dalam transmisi,
juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa makin cuek. Iklan
yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian inattantion.
advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan
karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar dengan
kampanye iklan tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hambatan dapat diartikan sebagai
halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489), Dalam konteks
komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), Gangguan ini masih
termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas
komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan
komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi,
sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam
kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses
komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya
relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa.
Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu
memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan
tersebut.
B.Saran-saran
Untuk melakukan suatu komunikasi
yang verbal,hendak nya kita perlu memperhatikan bagaimana jalan komunikasi yang
akan kita lalui atau hambatan hambatan yang ada.jadi seorang komunikator harus
paham betul terhadap hambatan hambatan tersebut untuk menuju komunikasi yang
sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto
Elvinaro, dan Komala lukiati. 2005. Komuniksi Massa., Bandung Simbiosa Rekatama
Media
http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-komunikasi-antarmanusia Senin 5 April 2011
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-komunikasi.htmlhtml Senin 5 April 2011
htmlhttp://purebonline.blogspot.comkamis,
23 juli 2009 Senin 5 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar