2. HIPERVOLEMIA (Kelebihan Volume Cairan)
a. Pengertian
Keadaan dimana seorang individu mengalami
atau berisiko mengalami
kelebihan cairan intraseluler
atau interstisial. (Carpenito, 2000).
Kelebihan volume cairan mengacu
pada perluasan isotonok dari CES yang
disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang
lebih sama dimana mereka secara
normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi
sesudah ada peningkatan kandungan
natrium tubuh total, yang pada akhirnya
menyebabkan peningkatan air tubuh
total. (Brunner & Suddarth. 2002).
b. Etiologi
Hipervolemia ini dapat terjadi jika
terdapat :
1) Stimulus kronis pada ginjal
untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan
penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Kelebihan pemberian cairan
intra vena (IV).
4) Perpindahan cairan
interstisial ke plasma.
c.Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila
tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler
dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik,
konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu
disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi
akibat overload cairan / adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses
regulasi keseimbangan cairan.
d. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin
didapatkan pada klien dengan hipervolemia antara lain : sesak nafas,
ortopnea.Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hiperlemia adalah berupa
pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi
dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan aldosteron dan
ADH.
Abnormalitas pada homeostatisis
elektrolit, keseimbangan asam-basa dan
osmolalitas sering menyertai
hipervolemia. Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya
pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler
e.Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan
volume cairan adalah :
1) Gagal ginjal, akut atau kronik
2) Berhubungan dengan peningkatan
preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3) Infark miokard
4) Gagal jantung kongestif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar